Pesawat AirAsia QZ8501 hilang kontak setelah pilot meminta izin untuk
menghindari awan cumulonimbus. Menurut Kapten Jhon Barata eks pilot
Garuda dan Merpati ada dua kemungkinan yang terjadi jika pesawat
melewati awan yang sangat ditakuti pilot tersebut.
"Jika melewati awan tersebut kemungkinan bisa terjadi kecepatan pesawat
berkurang dan akhirnya jatuh tanpa bisa dicover," ujar Jhon saat
berbincang dengan detikcom, Senin (29/12/2014).
"Bisa juga mengalami seperti yang dialami Adam Air saat hilang. Di mana
tekanan di kabin bertambah dan tidak bisa ditahan pesawat akhirnya
pesawat meledak di atas," terangnya lagi.
Jhon mengatakan awan cumulonimbus memang berbahaya dikarenakan dapat
membuat mesin dan sayap pesawat dipenuhi es. "Jika memasuki awan
tersebut, pilot akan menghadapi gumpalan es dingin yang bisa berbahaya
jika masuk ke dalam buletan mesin dan wings pesawat karena bisa
menempel," ujarnya.
Jhon menjelaskan, untuk menghindari gumpalan es tersebut menempel di
mesin dan sayap pesawat setiap pilot harus menyalakan pemicu busi. Busi
tersebut berguna sebagai ternaga ekstra untuk memanaskan sayap, jendela
dan mesin agar es mencair.
"Akibat dinyalakan busi tersebut biasanya mesin dikurangi dan daya tahan
pesawat berkurang karena pesawat mempunyai maksimun speed," terang
Jhon.
0 komentar :
Posting Komentar
Silakan Isi Komentar Anda...