Baru-baru ini, astrofisikawan asal University of Toronto menunjukkan peneliti bahwa iklim exoplanet
yang berada di luar tata surya kemungkinan memiliki cadangan air cair
dan lebih layak huni. Pemahaman baru tentang iklim exoplanets akan
meningkatkan kemampuan dalam mengembangkan kehidupan makhluk, dan hal
ini menjadi pertanyaan terbuka.
Menurut Jeremy Leconte dari CITA, exoplanet luar tata surya
berpotensi memiliki lautan dan iklim jauh lebih mirip dengan Bumi,
dugaan ini menentang perkiraan sebelumnya. Hasil studi ini diterbitakan
dalam jurnal Science Express edisi Januari 2015. Temuan ini didukung
oleh Natural Sciences dan Engineering Research Council of Canada.
Hipotesis Iklim Permukaan Exoplanet
Para ilmuwan menganggap exoplanet berperilaku dengan cara yang
bertentangan dengan Bumi, umumnya selalu menunjukkan sisi yang sama
dengan bintangnya. Exoplanet akan memutar sinkron dengan bintangnya,
sehingga selalu ada satu belahan saling menghadap sementara belahan
lainnya gelap dan dingin. Studi ini menunjukkan bahwa exoplanet berputar
disekitar bintangnya, berputar dengan kecepatan serupa untuk
menunjukkan siklus siang dan malam mirip dengan Bumi.
Jika dugaan ilmuwan benar maka tidak ada yang permanen, sisi dingin
exoplanet di malam hari menyebabkan air tetap terjebak dalam lapisan es
raksasa. Tim ilmuwan menggunakan model iklim tiga dimensi yang
dikembangkan untuk memprediksi efek atmosfer sebuah planet berdasarkan
kecepatan rotasi yang menghasilkan perubahan iklim. Atmosfer merupakan
faktor kunci mempengaruhi rotasi planet, dampak ini cukup penting untuk
mengatasi rotasi sinkron dan menempatkan siklus siang dan malam.
Meskipun astronom masih menunggu bukti pengamatan, argumen teoritis
menunjukkan bahwa banyak exoplanets seharusnya memengembangkan atmosfer
yang besar seperti Bumi. Dalam kasus Bumi, sebagian besar cahaya
Matahari mencapai permukaan planet. Sehingga memaksimalkan efek
pemanasan diseluruh atmosfer dan menghasilkan iklim yang lebih moderat
diseluruh planet.
Dengan membuat perbedaan suhu dipermukaan exoplanet, antara siang dan
malam, antara khatulistiwa dan kutub, pemanasan angin matahari
mendistribusikan massa atmosfer. Dampaknya sangat signifikan sehingga
mengatasi efek gesekan pasang surut yang disinari cahaya bintang terbias
dari satelit yang mengorbit, seperti bumi dan Bulan.
Leconte mengatakan, bulan selalu menunjukkan sisi yang sama karena
gelombang terangkat oleh Bumi membuat gesekan yang mengubah rotasi.
Bulan berada dalam rotasi sinkron dengan Bumi karena waktu yang
dibutuhkan untuk berputar sekali pada porosnya sama dengan waktu yang
dibutuhkan untuk mengorbit Bumi. Itu sebabnya ada sisi gelap bulan dan
teori pasang surut, tetapi mengabaikan efek atmosfer.
Para ilmuwan mengatakan bahwa beberapa exoplanets yang ditemukan tidak
dalam keadaan rotasi sinkron, seperti yang diyakini sebelumnya.
Sementara model ini menunjukkan bahwa ilmuwan menduga ada siklus siang
dan malam yang membuat exoplanet jauh lebih mirip dengan Bumi. Durasi hari-hari planet itu bisa bertahan antara beberapa minggu dan beberapa bulan.
0 komentar :
Posting Komentar
Silakan Isi Komentar Anda...