Sejumlah penelitian menyebut bahwa aktivitas seksual memberikan efek setara dengan olahraga. Andaikan benar-benar sama, mengapa masih ada pasangan yang merasa butuh olahraga?
Dalam beberapa hal, menyetarakan seks dengan olahraga memang banyak benarnya. Menurut penelitian, aktivitas seksual baik sendirian maupun berpasangan dianggap sama seperti olahraga dengan intensitas sedang. Contohnya adalah jalan bergegas atau 'brisk walk'.
Kesamaan tersebut antara lain dilihat dari peningkatan laju respiratori atau pernapasan. Peningkatan denyut jantung dan tekanan darah juga teramati nyaris sama pada kedua aktivitas yang dianggap setara tersebut.
Namun untuk benar-benar menyetarakan keduanya, para ilmuwan memiliki pandangan yang berbeda-beda terkait efek jangka panjangnya. Alasannya, bagi sebagian besar pasangan, seks tidak dilakukan dengan cukup sering dan berkelanjutan, untuk memberikan manfaat jangka panjang.
Bagi kesehatan otot misalnya, efek bercinta tetap tidak bisa menyamai efek latihan resistensi atau ketahanan. Padahal, kesehatan muskular atau otot dianggap sebagai komponen penting dalam kesehatan secara umum.
"Kami belum pernah benar-benar mempelajari manfaat lain dari olahraga dan mengkontraskannya dengan seks," kata Kevin Netto, pakar kesehatan olarhaga dan fisioterapi dari Curtin University, dikutip dari Dailymail, Senin (18/4/2016).
Jadi kesimpulannya, benarkah seks setara dengan olahraga? Jawabannya mungkin tergantung seberapa malasnya pasangan. Dibandingkan tidak olahraga sama sekali, bercinta memberikan lebih banyak manfaat. Tapi jika bisa meluangkan waktu dan sedikit tenaga untuk secara rutin berolahraga, kenapa tidak dilakukan saja?
0 komentar :
Posting Komentar
Silakan Isi Komentar Anda...