HARIMAU JAWA tinggal kenangan.....
Populasi Harimau Jawa atau Panthera Tigris Sondaica diyakini benar-benar sudah tinggal sejarah saja.
Apalagi sejak tahun 1980 Badan Internasional Perlindungan Satwa, International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) secara resmi menyatakan, kucing besar Jawa itu sudah punah.
Banyak hal yang menyebabkan Harimau Jawa akhirnya tinggal kenangan, mulai dari perburuan liar, bencana alam serta kian berkurangnya luas hutan tempat hidup harimau.
Namun, dari semua itu, penyebab punahnya Harimau Jawa yang paling tragis adalah, pembantaian harimau yang rutin dilakukan sebagian masyarakat Pulau Jawa dalam sebuah pertunjukan.
Pada abad ke tujuh belas hingga awal abad sembilan belas, berkembang pertunjukan rakyat bernama...
Quote:
Populasi Harimau Jawa atau Panthera Tigris Sondaica diyakini benar-benar sudah tinggal sejarah saja.Apalagi sejak tahun 1980 Badan Perlindungan Satwa, Internasional Union for Conservation of Nature and Antural Resources (IUCN) secara resmi menyatakan, kucing besar jawa itu sudah punah.
Banyak hal yang menyebabkan punahnya Harimau Jawa yang akhirnya tinggal kenangan, mulai dari perburuan liar, bencana alam serta kian berkurangnya luas hutan tempat hidup harimau.
Namun dari semua itu, penyebab punahnya harimau jawa yang paling tragis adalah, pembantaian yang secara rutin dilakukan sebagian masyarakat pulau jawa dalam sebuah pertunjukkan.
Pada abad ke 17 hingga awal sembilan belas, berkembang pertunjukkan rakyat bernama Rampogan Matjan.
Rampogan Matjan adalah sebuah pertunjukkan dimana Harimau dan macan menjadi aktor penghibur utamanya.
Saat itu berkembang dua atraksi Rampogan Matjan yakni, Sima Maesa dan Rampogan Sima.
Sima Maesa adalah sebuah pertunjukkan yang mempertontonkan pertarungan Harimau melawan kerbau di dalam kandang. Harimau dan Kerbau saling membunuh.
Sedangkang Rampogan Sima adalah pembantaian Hariamu dengan cara menempatkan Harimau ditengah-tengah kelompok pria bertombak.Dan acara ini biasanya dilakukan di lapangan yang luas.
Dalam pertunjukkan ini, Harimau yang berusaha kabur dari kepungan akan dibunuh secara sadis dengan menggunakan tombak.
Pertunjukkan ini sudah menjadi tradisi saat itu dan rutin digelar di kota kerajaan. Namun yang paling sering digelar oleh masyarakat Blitar dan Kediri.
Harimau Jawa yang dibawa kedalam pertunjukkan itu adalah harimau-harimau jawa yang didapatkan petani dengan cara menjebakknya. Saat itu, Harimau dianggap meresahkan, karena sering memangsa hewan ternak.
Pertunjukkan Rampogan Matjan baru terhenti pada tahun 1905 setelah pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan larangan pembantaian Harimau.
Namun sayang, larangan itu terlambat dikeluarkan karena sejak saat itu populasi Harimau Jawa sudah diambang musnah. Karena pada tahun 1950, Jumlah sisa harimau jawa hanya 25 ekor saja.
Blogger Comment
Facebook Comment