![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQchUwg_o1ToQ2X7hGdLGWQ8C5AG1jEaDczYbJ9CRWvcQBOwvZj8aUZIFfH-XkGp7yVdp8RZicoanhskywnGyqTKmJKZziYW8F7kSLyz3zNYE30c4_MuqAX02qusnEP727CFAlJ80XkyzV/s640/Hatshepsut-musa.jpg)
Benarkah Ratu Hatshepsut Mengambil Musa Di Sungai Nil?
Ratu Hatshepsut adalah firaun ke-5 dari Dinasti ke-18 yang memerintah Mesir kuno. Para Egiptologis umumnya menganggap Ratu Hatshepsut sebagai seorang firaun perempuan yang paling berhasil di Mesir, yang memerintah lebih lama daripada perempuan penguasa manapun.
Menurut buku karya Scott Alan Roberts dan Dr John Ward, dimana mereka mencari bukti sejarah serta historisitas karakter utama dalam kitab Exodus dan hubungannya dengan Firaun Mesir. Ratu Hatshepsut memerintah sekitar tahun 1479 hingga 1458 SM dan dianggap sebagai ratu paling awal dikenal dalam sejarah dan perempuan kedua sebagai Raja Mesir Hulu dan Hilir setelah Ratu Sobekneferu dari Dinasti ke-12.
Pertemuan Ratu Hatshepsut Dan Musa
Dibandingkan dengan firaun perempuan lainnya, pemerintahan Hatshepsut lebih lama dan lebih makmur. Seorang wanita yang berhasil dalam peperangan awal pemerintahan, tetapi umumnya dia dianggap sebagai firaun yang mendirikan perdamaian di era lama. Hubungan perdagangan internasional didirikan kembali setelah menghilang selama kependudukan asing dan membawa kekayaan besar di Mesir. Dengan kekayaan Ratu Hatshepsut membangun proyek yang mengangkat nama besar arsitektur Mesir Kuno sebanding dengan arsitektur klasik. Bangunan ini tidak tersaingi budaya lain selama kurang lebih 1000 tahun. Salah satu bangunag yang paling terkenal adlah kuil Hatshepsut.
Setidaknya, berhasil memerintah Mesir kuno selama kurang lebih 20 tahun. Berbagai biografi Hatshepsut seperti yang ditulis Evelyn Wells meromantisasikan dirinya sebagai perempuan yang cantik dan pasifis. Hal ini cukup berlawanan dengan pandangan penulis di abad ke-19 tentang jati diri Hatshepsut dilukiskan sebagai ibu tiri yang kejam, yang merebut takhta Thutmose II. Sementara Eloise Jarvis McGraw mengatakan bahwa dalam mempertahankan pandangan ibu tiri yang kejam dengan menempatkan Hatshepsut sebagai tokoh utama.
Seorang budak perempuan dan sejumlah bangsawan berusaha menggulingkan Ratu Hatshepsut dan mengangkat pewaris yang sah (Thutmose III) sebagai Firaun. Musuhnya mempersalahkan berbagai proyek pembangunan Hatshepsut sebagai penyebab kebangkrutan Mesir dan digambarkan telah menahan Thutmose III sebagai tawanan istana. Sementara tulisan Will Cuppy disebutkan tentang karir Hatshepsut, hiroglif dinding disebutkan bahwa;
Quote:
"Memandangnya jauh lebih cantik dari apapun juga, kemolekannya dan bentuk tubuhnya sungguh bagaikan seorang dewi." Sebagian menganggap aneh bahwa seorang Firaun perempuan ternyata begitu berani di usia 50-an. Sama sekali tidak, dia hanya mengatakan bagaimana keadaannya sekitar 35 tahun sebelumnya, sebelum menikahi Thutmose II dan kemudian menjatuhkan Thutmose III. "Dia adalah seorang putri, cantik dan pintar". |
Pada waktu itu Firaun Mesir Thutmosis I, menetapkan Ibrani yang berkembang terlalu banyak harus dikurangi jumlahnya atas dengan dalil pemberontakan. Firaun memerintahkan bahwa semua bayi Ibrani dibawah usia 3 tahun harus dibunuh. Perintah segera diberlakukan tetapi ibu Musa membuatnya tak ditemukan hingga Musa kian hari tumbuh besar, hal ini memaksa ibunya menempatkan Musa dalam keranjang papirus yang diolesi anti air.
Quote:
Musa dihanyutkan menyusuri Sungai Nil dengan tujuan tak jelas hingga pada akhirnya ditemukan oleh seseorang yang akan merawatnya. Ibunya meminta kakak Musa agar mengikuti keranjang disepanjang tepi sungai untuk memastikan keselamatan bayi sepanjang terbawa arus. Keranjang dan bayi menyusuri sungai dangkal dan mendekati kolam renang diluar istana Thebes, dimana Putri Firaun yang masih berusia muda menemukan dan mengambil Musa. |
Dengan kata lain menurut sejarah dan arkeologi, Firaun hanya miliki pewaris seorang Perempuan. Jika ini benar, Hatshepsut adalah orang yang menemukan Musa dalam keranjang di sungai Nil dan dia memang mengangkat Musa sebagai anaknya sendiri setelah Musa berusia 5 atau 7 tahun.
Musa, Anak Angkat Paling Disayang Ratu Hatshepsut
Musa hampir selama 40 tahun hidup di istana Mesir sebagai seorang pria bernama Senenmut, yang merupakan guru putri Hatshepsut, Nefrure, serta penasihat Hatshepsut yang paling terpercaya. Menurut cerita tradisional Yahudi di Mishnah, Musa dikenal keras dan ambisius dibawah didikan Firaun.
Quote:
Musa hidup dikerajaan Mesir dimana Ratu Hatshpsut ramah dan baik terhadapnya, beberapa catatan sejarah menyebut hubungan mereka sebagai 'Pecinta' meskipun perbedaan usia hampir 10 tahun. Dalam hal prestasi, Musa hampir memperoleh 20 titel jabatan yang langsung diberi Ratu Hatshepsut, mulai dari Vizier hingga Kepala Arsitek Kerajaan. Titel terakhir yang diberikan pada Musa adalah 'Saudara Ibu' sehingga diklaim sebagai 'Saudara Para Dewa' dengan orang tuanya. |
Hatshepsut menjadi pemimpin Mesir dan benar-benar merebut tahta suaminya yang tenggelam di Laut Merah, mendominasi pemerintahan sebagai Firaun hingga hari akhir hayat sekitar 1482 SM. Menariknya, anak tiri Hatshepsut yang menjadi Thutmoses III memiliki kebencian mendalam setelah ibunya meninggal, hal itu tercermin ketika mengadopsi Musa. Musa, salah seorang yang bisa menggeser tahta Firaun sehingga menyebabkan Thutmoses III tidak tergambar pada dinding istana.
Bukti kebencian besar Thutmoses III pada Hatshepsut, setelah kematiannya, Thutmoses III mengubah citranya di setiap dinding, lukisan, patung dan bahkan orang-orang di kuil Dier el Bhari. Hal ini menyiratkan bahwa dia mengatakan tentang Ratu Hatshepsut pada hari pengangkatan tahta Mesir "Yang membenci, berbohong, wanita hina."
0 komentar :
Posting Komentar
Silakan Isi Komentar Anda...